Karyawan resign udah ga jadi hal yang asing sih sebenernya
Apalagi generasi sekarang cenderung mudah pindah kerja
Sayangnya yang cabut itu kadang adalah high performer
Orang orang yang proaktif, bisa deliver, dan punya pemahaman organisasi
Sehingga ini menjadi sebuah kehilangan buat perusahaan
Yang bikin menarik
Ga sedikit yang resign tanpa ada plan ke depannya
Ga sedikit yang gajinya gede tapi memilih resign
Ada juga yang rela mendapat bayaran lebih rendah di perusahaan lain
Ada juga yang mulai dari nol bangun usaha sendiri
Di episode ini gue akan bahas dalam 3 part
Kenapa hal ini terjadi?
Apa yang bisa dilakukan karyawan?
Apa yang bisa dilakukan perusahaan (manager, HR, dan owner)?
Let’s unpack this
Part I: Kenapa hal ini terjadi
1. Semakin jelasnya apa yang dicari di karier
Ketika COVID, kebanyakan dari kita menghabiskan waktu di rumah
Situasi ini bikin kita jadi punya banyak waktu luang
Biarpun waktu luangnya dipakai untuk scrolling Tiktok dan nonton netflix
Tetap aja ini membuat kita mendapatkan insight lain seperti
Enak juga kerja di rumah ga harus macet macetan ke kantor
Nyamannya bisa spend time sama keluarga
Kerja juga bisa fokus karena ga dikit dikit ditowel sama temen sebelah
Realisasi ini ga langsung bikin mau resign
Tapi ini membuat kita merasakan pengalaman baru di dunia kerja
Gue personally happy banget bisa ngerjain kerjaan kompleks di luar Jakarta
Something yang ga gue bayangkan sebelumnya
Ditambah lagi, pas covid spending kita kecil
Ga bisa travel, ga bisa nonton konser, dan ga beli barang mahal karena ga bisa dipamerin juga
Makin ngeh juga kalau kita bisa merasakan bahagia tanpa uang yang berlebihan
2. Semakin banyaknya opsi yang tersedia
Beberapa tahun ini ada profesi yang dulu dipandang sebelah mata
Namun kini jadi bermunculan
Gue coba share beberapa yang gue kepikiran
Freelancer
Dulu freelancer erat dengan pekerjaan seperti designer dan translator
Sekarang hampir semua lini ada potensi freelancingnya
Di beberapa keahlian yang langka, company ga segan untuk bayar dengan harga yang kompetitif
Thanks to COVID, company lebih open ngehire kontraktor yang kerja remote
Content creator
Dulu orang mengira jadi content creator itu cuma lucu lucuan aja
Tapi sekarang semakin banyak creator yang bisa full time bikin konten
Mungkin saat ini kebanyakan masih creator yang followernya ratusan ribu ke atas
Tapi gue ga heran kalau ke depannya dengan follower ga sebanyak itu pun
Creator bisa jadi pekerjaan full time yang layak
Bikin bisnis
Akses terhadap pendidikan bisnis makin ada dimana mana, even youtube
Kalau ga banyak musuh, bisa pinjem duit dari kerabat
Kalau disiplin finansial, bisa pake duit tabungan buat mulai
Mau jualan juga bisa ekspor dari China dan jual di marketplace
Kerja di luar negeri
Gue ikutan happy ngeliat banyak orang di circle gue dapat kerja di luar negeri
Kerja di luar negeri bukan sekedar masalah duit
Melainkan kebanggan, exposure, dan pengalaman baru
Ga heran company local yang gajinya competitive pun kalah saing sama yang bergaji dollar
3. Semakin rumitnya kondisi internal perusahaan
Beberapa tahun ke belakang ada beberapa perubahan yang gue observe
Tech Company
Tech company awalnya dikenal sebagai tempat kerja dengan culture yang baik
Saat ini banyak tech company mengalami tantangan untuk bisa bertahan dan sukses
Strategi growth at all cost udah ga menarik di mata investor dan mereka diminta untuk profit
Ini tentu aja berpengaruh terhadap culture yang awalnya lebih bebas menjadi lebih ketat
Perusahaan konvensional
Perusahaan konvensional juga dituntut untuk bisa melakukan transformasi
Baik itu transformasi secara digital, agile, dan menggunakan AI
Belum lagi adanya konflik lintas generasi yang kadang membuat sakit kepala
Ga heran perlu dilakukan evaluasi secara berkala mengenai cara kerja yang sesuai
Perusahaan jasa
Situasi ini juga berimbas kepada perusahaan yang menawarkan jasa
Dengan klien yang semakin hati hati untuk spending, perusahaan jasa dituntut untuk memberikan penawaran yang oke
Mulai dari penawaran di luar domain expertise sampai pemberian diskon spesial
Kadang ini mengakibatkan karyawan harus lembur dan go extra miles
Now what?
Setelah kita on the same page akan situasi saat ini, apa nih yang bisa kita lakukan?
Gue akan bagi untuk karyawan dan untuk perusahaan, terutama manager dan HR
Part II: Apa yang bisa dilakukan karyawan
Sebagai karyawan sangat mudah kita membuat keputusan impulsif
Keputusan impulsif itu bukan sekedar impulsif resign loh ya
Bisa jadi juga kita impulsif untuk stay padahal kita udah ga cocok
Nah gue mau menawarkan 3 saran disini
1. Cari tahu apa ni prioritas karir lo saat ini
Ini step yang jarang dilakukan secara intensional
Kebanyakan dari kita kemakan apa kata orang lain
Padahal jalur karier itu personal
Balik lagi ke diri kita sendiri apa yang kita cari saat ini
Dan apa yang rela kita korbankan untuk mendapatkannya
Gue personally merasa umur 20-30 itu waktu buat bangun pondasi karier
Cari pekerjaan yang mempertajam skill dan gue rela lembur supaya perform
Cari mentor yang bisa kasi gue wisdom dan gue rela kerja keras buat dia
Cari tau apa yang gue suka di kerjaan dan gue rela untuk coba berbagai hal
Kalau lo lihat, uang bukan prioritas gue di umur 20-30an
Gue ada di posisi ga harus nanggung orang tua, belum berkeluarga, dan belum ada rencana KPR
Gue share prioritas karier gue hanya untuk referensi, bukan untuk lo copy mentah mentah
So sesuaikan dengan apa yang lo cari saat ini
2. Validasi pemahaman lo akan karier yang lo pilih
Kita beruntung hidup di zaman internet
Cari informasi jadi makin gampang
Hanya saja sekarang masalahnya bergeser
Gimana kita cari informasi yang akurat
Seringkali informasi yang publicly available itu sifatnya ekstrim
Di satu sisi kita bisa lihat para pebisnis enak ya tinggal nyuruh orang
Di sisi lain kita liat kok budak korporat kerja terus ampe tipes
In reality both bangun bisnis dan kerja kantoran ada pro dan cons nya
Ketika kerja kantoran kita akan dealing with politik kantor, enaknya dapat stabilitas pemasukan
Freelancing akan dealing dengan income fluktuatif, enaknya bisa kerja kapan aja dimana aja
Content creator akan dipermainkan sama algoritma, enaknya bisa berekspresi secara bebas
Pebisnis ngurus supplier dan karyawan dengan 1001 masalahnya, enaknya bisa nyuruh orang
Lulus S2 dari luar negeri belum tentu langsung dapat kerja, enaknya bisa tinggal di luar
Semua tipe profesi ini ada enak dan ga enaknya
Semua tergantung sama apa yang lagi lo cari dan kesulitan apa yang mau lo tanggung
So please, cari tahu dan jangan sampe lo kemakan omongan orang
Termasuk omongan gue juga
3. Cari cara untuk menikmati prosesnya
Sejak pertama berkarier gue agak terganggu dengan istilah TGIF (Thanks God Its Friday)
Seakan akan kita kerja itu buat menunggu weekend
Di sisa hari kita fokusnya adalah just do it
Suka ga suka ga masalah so long you can pay the bill
Kita semua butuh duit untuk memenuhi kebutuhan kita
Kita juga didoktrin untuk kerja ya kerja aja
Even kita ketidakhappian kita di tempat kerja sering dijustifikasi dengan statement ini
“Kalau ga happy ya wajar namanya juga kerja”
Tanpa sadar inilah yang nambah beban kita di pekerjaan
Tidak hanya kita harus mendeliver business result
Kita juga melakukan menekan perasaan
Ga heran kalau pas pulang ke rumah kita suka kebawa emosi di tempat kerja
This topic can be a blogpost in itself
Disini gue cuma mau menyarankan untuk mencoba bikin hari hari kita lebih menyenangkan
Part III: Apa yang bisa dilakukan perusahaan (HR, Manager, dan Owner)
Kalau lo adalah Manager, HR, dan Pemiliki Organisasi, ini rekomendasi gue
1. Menerima pergeseran di dunia kerja
Buat kita yang udah kerja lebih dari 5 tahun tentunya ingat zaman kita berkarir dulu berbeda
Hampir semua kantor work from office
Atasan cenderung lebih mengatur
Cara untuk bisa berprogress hanyalah dengan memanjat tangga karier
Kalau orang resign dianggap sebagai hal buruk
Kalau kita maksain dengan sudut pandang berdasarkan “zaman dulu” kita malah akan frustrasi sendiri
Sebagai HR, Manager, dan Pemilik Perusahaan ini saatnya kita belajar berbesar hati
Disini gue ga bilang lo harus membiarkan high performer lo cabut
Gue mengajak lo untuk memahami, instead of menghakimi, apa sih yang bikin mereka cabut
Lalu mencoba untuk mengakomodir kebutuhan tersebut selama within your capacity
Sebagai manager, ketika kita ga bisa naikin gaji atau ngasi promosi, kita bisa coba kasi non financial reward
Kita bisa ngasi dia project penting yang bikin dia grow DAN support dia along the way
Ngasi kesempatan untuk ikut training leadership
Ga ngerecokin pekerjaannya dengan micromanage
Ngasi kelonggaran jam kerja selama kerjaannya kelar
2. Membangun kultur keterbukaan
Untuk bisa lebih paham dengan kemauan high performer, maka kita perlu membangun relasi yang baik
Tanpa ada relasi yang baik, high performer akan diam kalau tidak puas
Lalu pelan pelan apply kerja di perusahaan lain atau bangun bisnis on the side
Ketika udah ga tahan akan langsung cabut aja
Kalau udah di fase ini, udah agak terlambah sih buat perusahaan untuk meretain
Kalaupun ga terlambat, yang ada perusahaan malah melemparkan uang ke masalah ini
Dengan memberikan counter offer berupa gaji yang lebih baik
Itu aja biasanya ga tahan lama juga
Sebagai manager dan HR, yuk berikan keamaanan psikologis bagi para high perfomer untuk share aspirasi karier mereka
Ketika mereka bilang mereka mau bangun bisnis, ga perlu buru buru panik
Cari tahu terus gimana caranya kita bisa mendesign kesempatan yang selaras mungkin dengan kebutuhan kariernya
Bisa dengan ngasi dia kesempatan untuk jadi P&L Owner dari existing business atau ngelead pembuatan bisnis baru
Melalui pendekatan ini akan ada yang cabut dan ada yang stay
Kalau sebagai perusahaan kita udah melakukan yang terbaik, kita ga perlu marah
Justru kita harus bangga karena perusahaan kita bisa menciptakan pemimpin baru
Yang karyanya ga hanya untuk perusahaan kita tapi juga untuk industri dan perekonomian negara
3. Memberikan visi misi dan budaya kerja yang oke
Kita mulai dengan terminologi dulu ya
Visi itu menjelaskan tentang arahan besar organisasi
Misi menjelaskan strategi yang akan kita lakukan untuk mencapainya
Budaya kerja adalah kebiasaan yang dilakukan sehari hari
Gue percaya setiap organisasi itu punya ketiganya
Sayangnya kadang kurang dipikirkan dengan saksama
Dan tidak dikomunikasikan secara berkala
Bagian tersulit biasanya adalah menghidupi alignment di antara hal hal tersebut
Misalnya, company memiliki visi untuk memberikan dampak sosial dengan menggunakan teknologi
Tapi secara budaya kerja bahkan ga memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk para karyawannya
Gue sering membantu perusahaan membangun visi misi dan budaya
Gue juga sedang melakukannya untuk perusahaan gue sendiri
Gue paham betul ini sulit
Kalau perusahaan lo belum ada disini, gapapa banget
Gue cuma mau mengajak lo untuk mulai memikirkan hal ini di luar short term goal
Closing
Post hari ini lebih panjang dari biasanya
Gue harap bisa memberikan gambaran yang utuh baik dari sisi perusahaan, karyawan, maupun tren dunia kerja
Semoga post ini memberikan lo perspektif baru yang bisa membantu lo untuk mengambil keputusan yang lebih bijak ke depannya
Kalau lo berminat untuk mengundang gue untuk deliver sesi di kantor lo, silakan isi form ini dan ceritain kebutuhan lo seperti apa
Best of luck buddy!
Comments