Dan bisa lo coba juga ketika mengalaminya
Hi buddy!
Dalam episode kali ini gue akan bahas tentang imposter syndrome
Ini fenomena yang gue alami mulai dari zaman kuliah even sampe sekarang
Di episode ini gue akan sharing tips soal
Perspektif baru mengenai imposter syndrome
Yang bisa lo lakukan kalau elo bukan yang paling jago di tim
Mengatasi rasa minder sama pencapaian orang lain
Let’s go
Pengalaman gue bergumul dengan imposter syndrome
Imposter syndrome itu rasanya ga enak
Gue masih ingat pertama kali gue masuk kerja sebagai konsultan
Gue diassign ke salah satu klien global consumer goods
Gue menjadi orang termuda di dalam tim yang isinya ekspat semua
Gue merasa minder setengah mati
Di minggu pertama, gue ga berani bersuara di dalam meeting
Gue takut gue mengeluarkan kata kata yang membuat gue terlihat bodoh
Apalagi ketika gue lihat mereka ngomong, isinya daging banget
Gue wonder…
Kok bisa ya gue keterima di pekerjaan ini
Bisa ga ya gue add value buat teman teman setim gue
Bisa ga ya gue kasi solusi buat client gue
Untungnya di project ini, gue dapat buddy
Dia udah kerja di consulting selama 4 tahun di Inggris
Dia kasi gue saran gimana menavigasi ini semua
Saran itulah yang akan gue share sama lo semua di episode ini
Before that, allow me to share something with you
Imposter Syndrome itu sangat umum dirasakan sama orang
Kalau saat ini lo sedang berada di fase ini, wajar banget
Menurut riset, 1 dari 3 orang mengalami imposter syndrome
Bahkan ini juga dialami orang-orang yang sukses di karirnya
Ketika lo jago dan punya pengalaman, ada fase-fase di mana lo punya kecenderungan merasa sebagai “penipu”
Lo merasa bodoh dan gak percaya diri dengan skill yang lo punya
Dari penelitian psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes, ada 3 ciri orang yang mengalami sindrom penipu:
Berpikir kalo orang lain memiliki ekspektasi berlebihan tentang skill kita
Takut ketahuan sebagai penipu (cuma pura-pura jago, bukan beneran jago)
Kecenderungan untuk ngeremehin pencapaian kita
Di salah satu seminar, gue berkesempatan memberikan pertanyaan kepada Founder perusahaan ternama yang valuasinya udah milyaran dollar
Gue bertanya, ”Apa kekhawatiran terbesar lo saat ini?”
Founder itu terdiam
Dia bepikir
Begitu membuka mulut, dia bilang
“Gue khawatir gue ga good enough for this role”
WOAH
Even dengan pencapaian seperti itu, dia masih aja merasakan imposter syndrome
Dari sini gue makin yakin kalau
Imposter syndrome itu ga serta merta hilang ketika kita makin senior di bidangnya
Imposter syndrome itu baru akan bisa ditangani kalau kita belajar cara menanganinya
Nah gimana tuh cara menanganinya
Let me introduce you to Framework ABC
Step 1: Acknowledge this as a growth opportunity
Dulu gue menganggap kalo gue ga familiar sama apa yang gue ga kerjakan maka gue ga good enough
Akhirnya gue membuat keputusan untuk stop membuat label demikian
Instead, gue melabeli situasi ini sebagai kesempatan untuk belajar
Caranya adalah dengan melihat secara objektif apa yang gue bisa dan gue belum bisa
Untuk hal yang gue belum bisa, gue cari cara untuk seengganya lebih familiar
Senjata gue ada 2: googling dan tanya orang
Step 2: Be creative to add value
Dulu gue menganggap kalo mau add value maka gue harus jadi expert
Ternyata ada cara lain
Yaitu dengan mengidentifikasi apa yang belum dikerjakan sama tim kita
Dan mengerjakan itu dengan sepenuh hati
Suatu hari tim gue lagi sibuk kerja dan gue ga bisa bantu banyak karena belum terlalu familiar
Yang bisa gue bantu adalah orderin dinner buat mereka
Awalnya ego gue agak tergores tapi sadar kalo ini yang bisa gue bantu
Step 3: Compare my current self to my previous self
Salah satu habit toxic yang gue lakukan adalah membandingkan diri gue dengan orang lain
Gue mencoba untuk berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain
Lalu membandingkan diri kita skrg dengan masa lalu
Gue percaya orang yang udah expert itu sudah punya jalannya sendiri
Jadi daripada insecure mendingan kita berguru sama mereka
Recap
Framework ABC yang gue gunakan ketika gue merasa ga good enough
Step 1: Acknowledge this as a growth opportunity
Step 2: Be creative to add value
Step 3: Compare my current self to my previous self
Kalo mau belajar detailnya dan lebih suka belajar dari video, lo bisa cek video ini
Comentarios