top of page
Writer's pictureVicario Reinaldo

Kesalahan ini membuat gue burnout dan project gue gagal | #19

Ternyata orang yang udah berpengalaman pun masih sering melakukannya



Gue pertama kali mempimpin project adalah ketika gue kerja di tech company. Karena waktu itu company nya masih kecil, spiritnya sama. Kerjain aja dulu, ga usah pake planning, dan kita benerin sambil jalan.


Gue agak heran dengan pendekatan ini tapi yaudalah ngikut aja.

Beberapa bulan nyoba hal ini, rasanya seru banget. Tiap hari ada aja yang dikerjain. Kalau lagi ada issue, semua datang dan bantuin ngerjain issuenya. Jadilah kerjain dulu itu menjadi cara kita bekerja

Setelah menggunakan cara ini selama 2 tahun, mulai berasa efek sampingnya


Kenapa ya kerja lembur terus

Terus pas atasan gue nanyain, “outputnya apa?”

Gue kesulitan banget buat menjawabnya

Gue pun mencoba buat cari jawabannya di internet. Dari hasil searching searching akhirnya gue menemukan akar permasalahannya. Kesalahan gue adalah

Gue dan stakeholder gue ga memiliki pemahaman yang sama akan goal project tersebut

Apa itu tujuan project?

Tujuan project adalah hasil yang ingin kita dapatkan dari mengerjakan suatu project


Ada 3 jenis tujuan project



  • Input goal biasanya berorientasi terhadap proses Contoh: Mengadakan training

  • Output goal berorientasi terhadap hasil bersifat operasional Contoh: Meningkatkan kapabilitas karyawan

  • Outcome goal berorientasi sama hasil yang berhubungan dengan profit and loss Contoh: revenue yang dihasilkan dan codst yang di save

Dimana letak kesalahan gue waktu itu?

Pada waktu itu, atasan gue meminta gue membuat project yang menghasilkan output goal padahal secara eksekusi aja kita belum tentu bisa mendapatkan input goal

Sementara itu gue terlalu hijau untuk push back ke atasan gue kalau goal dia ga realistis

Gue juga terlalu pasif untuk menceritakan kepada dia situasi saat ini seperti apa dan kenapa input goal perlu jadi tujuan kita


So apa yang bisa lo lakukan berbeda?

Pertama, define tujuan yang mau lo capai

Gue recommend mulai dengan punya outcome goal dengan jangka yang panjang tapi dilengkapi juga dengan output goal dalam jangka menengah dan input goal dalam jangka pendek


Jadi balance tuh antara long term vision, mid term milestone, dan short term progress

Sayangnya ini jarang berhasil karena step kedua


Kedua, tunjukkin prosesnya ke atasan lo

Seringkali atasan kita belum apa apa udah mau outcome goal padahal input goal aja belum kejadian

Tugas lo sebagai tim member adalah menunjukkan timeline dari sekarang ke titik itu apa yang perlu untuk bisa dilakukan


Dan ketika dikasi liat timeline, biasanya atasan akan menanyakan pertanyaan pamungkas,”ini bisa lebih cepet ga ya?”

Which goes to step 3


Ketiga, minta dukungan dari atasan

Ini many cases, roadmap itu bisa dipendekin kalau kita nambah biaya sehingga kita bisa hire agency.

Selain itu bisa juga kita mendekin roadmap dengan cutting scope, alias mengurangi pekerjaannya

Ini saat yang tepat untuk bilang “kalau kita mau achieve ngasilin revenue segitu by tanggal x, kita perlu spend budget buat marketing sebesar y.”


Poin ini penting supaya atasan kita sadar kalau request yang dia kasih itu ada konsekuensinya. Ini juga kesempatan yang bagus untuk menilai kualitas atasan kita.Kalau dia memaksa dan gamau tau, probably udah mengarah ke red flag


Dari pengalaman gue, most atasan tidak seperti itu. Mostly gue punya atasan yang ga pernah mengerjakan pekerjaan gue sehingga mereka punya gambaran yang akurat mengenai situasi di lapangan



Melihat jumlah engagementnya kayaknya banyak yang relate 😂


While gue prefer atasan yang paham teknis, gue ga masalah sama atasan yang kayak gini selama mereka mau open mind.




Closing

Nah supaya tulisan ini bisa add value ke situasi lo, coba refleksikan dua pertanyaan ini.

  1. Apa tuh input, output, dan outcome goal dari project elo?

  2. Gimana timeline antara ketiga goal tersebut?

  3. Apa yang bisa lo lakukan supaya atasan / stakeholder lo bisa onboard dengan goal dan timelinenya?

Good luck buddy!


Content of the week

Apakah punya atasan yang peduli aspirasi karir adalah hal yang penting buat lo? Kalau iya dan manajer lo saat ini belum memenuhi kriteria itu, gue bahas solusi yang bisa lo coba.

Setiap orang punya kriteria tentang manager yang disukai. Tapi dari beberapa kriteria, gue paling respek sama atasan yang mau hands on alias ngerjain tugas bawahannya jika dibutuhkan.

Gue tahu kerja sama tim member yang ga perform itu melelahkan. Tapi langsung marah-marah dan berusaha menyelesaikan masalah itu sendiri justru bisa jadi bumerang. Ada 4 step yang bisa lo coba.

Kalo ngomongin tips kerja yang efektif, mungkin yang kita pikirin gimana caranya upgrade skill, berpikir kritis, dan kreatif. Gak banyak yang bahas strategi managing up, padahal ini kunci kolaborasi yang efektif sama atasan.

Mau career switching tapi masih ragu? Wajar sih, karena konsekuensi dan cost nya lumayan besar. Apalagi kalau lo masih ragu, apakah karir yang baru bisa menghasilkan duit atau gak. Saran gue, mulai dari yang paling ga berisiko dengan punya side hustle.

41 views0 comments

Bình luận


bottom of page