Ternyata orang yang udah berpengalaman pun masih sering melakukannya
Gue pertama kali mempimpin project adalah ketika gue kerja di tech company. Karena waktu itu company nya masih kecil, spiritnya sama. Kerjain aja dulu, ga usah pake planning, dan kita benerin sambil jalan.
Gue agak heran dengan pendekatan ini tapi yaudalah ngikut aja.
Beberapa bulan nyoba hal ini, rasanya seru banget. Tiap hari ada aja yang dikerjain. Kalau lagi ada issue, semua datang dan bantuin ngerjain issuenya. Jadilah kerjain dulu itu menjadi cara kita bekerja
Setelah menggunakan cara ini selama 2 tahun, mulai berasa efek sampingnya
Kenapa ya kerja lembur terus
Terus pas atasan gue nanyain, “outputnya apa?”
Gue kesulitan banget buat menjawabnya
Gue pun mencoba buat cari jawabannya di internet. Dari hasil searching searching akhirnya gue menemukan akar permasalahannya. Kesalahan gue adalah
Gue dan stakeholder gue ga memiliki pemahaman yang sama akan goal project tersebut
Apa itu tujuan project?
Tujuan project adalah hasil yang ingin kita dapatkan dari mengerjakan suatu project
Ada 3 jenis tujuan project
Input goal biasanya berorientasi terhadap proses Contoh: Mengadakan training
Output goal berorientasi terhadap hasil bersifat operasional Contoh: Meningkatkan kapabilitas karyawan
Outcome goal berorientasi sama hasil yang berhubungan dengan profit and loss Contoh: revenue yang dihasilkan dan codst yang di save
Dimana letak kesalahan gue waktu itu?
Pada waktu itu, atasan gue meminta gue membuat project yang menghasilkan output goal padahal secara eksekusi aja kita belum tentu bisa mendapatkan input goal
Sementara itu gue terlalu hijau untuk push back ke atasan gue kalau goal dia ga realistis
Gue juga terlalu pasif untuk menceritakan kepada dia situasi saat ini seperti apa dan kenapa input goal perlu jadi tujuan kita
So apa yang bisa lo lakukan berbeda?
Pertama, define tujuan yang mau lo capai
Gue recommend mulai dengan punya outcome goal dengan jangka yang panjang tapi dilengkapi juga dengan output goal dalam jangka menengah dan input goal dalam jangka pendek
Jadi balance tuh antara long term vision, mid term milestone, dan short term progress
Sayangnya ini jarang berhasil karena step kedua
Kedua, tunjukkin prosesnya ke atasan lo
Seringkali atasan kita belum apa apa udah mau outcome goal padahal input goal aja belum kejadian
Tugas lo sebagai tim member adalah menunjukkan timeline dari sekarang ke titik itu apa yang perlu untuk bisa dilakukan
Dan ketika dikasi liat timeline, biasanya atasan akan menanyakan pertanyaan pamungkas,”ini bisa lebih cepet ga ya?”
Which goes to step 3
Ketiga, minta dukungan dari atasan
Ini many cases, roadmap itu bisa dipendekin kalau kita nambah biaya sehingga kita bisa hire agency.
Selain itu bisa juga kita mendekin roadmap dengan cutting scope, alias mengurangi pekerjaannya
Ini saat yang tepat untuk bilang “kalau kita mau achieve ngasilin revenue segitu by tanggal x, kita perlu spend budget buat marketing sebesar y.”
Poin ini penting supaya atasan kita sadar kalau request yang dia kasih itu ada konsekuensinya. Ini juga kesempatan yang bagus untuk menilai kualitas atasan kita.Kalau dia memaksa dan gamau tau, probably udah mengarah ke red flag
Dari pengalaman gue, most atasan tidak seperti itu. Mostly gue punya atasan yang ga pernah mengerjakan pekerjaan gue sehingga mereka punya gambaran yang akurat mengenai situasi di lapangan
Melihat jumlah engagementnya kayaknya banyak yang relate 😂
While gue prefer atasan yang paham teknis, gue ga masalah sama atasan yang kayak gini selama mereka mau open mind.
Closing
Nah supaya tulisan ini bisa add value ke situasi lo, coba refleksikan dua pertanyaan ini.
Apa tuh input, output, dan outcome goal dari project elo?
Gimana timeline antara ketiga goal tersebut?
Apa yang bisa lo lakukan supaya atasan / stakeholder lo bisa onboard dengan goal dan timelinenya?
Good luck buddy!
Content of the week
Apakah punya atasan yang peduli aspirasi karir adalah hal yang penting buat lo? Kalau iya dan manajer lo saat ini belum memenuhi kriteria itu, gue bahas solusi yang bisa lo coba.
Setiap orang punya kriteria tentang manager yang disukai. Tapi dari beberapa kriteria, gue paling respek sama atasan yang mau hands on alias ngerjain tugas bawahannya jika dibutuhkan.
Gue tahu kerja sama tim member yang ga perform itu melelahkan. Tapi langsung marah-marah dan berusaha menyelesaikan masalah itu sendiri justru bisa jadi bumerang. Ada 4 step yang bisa lo coba.
Kalo ngomongin tips kerja yang efektif, mungkin yang kita pikirin gimana caranya upgrade skill, berpikir kritis, dan kreatif. Gak banyak yang bahas strategi managing up, padahal ini kunci kolaborasi yang efektif sama atasan.
Mau career switching tapi masih ragu? Wajar sih, karena konsekuensi dan cost nya lumayan besar. Apalagi kalau lo masih ragu, apakah karir yang baru bisa menghasilkan duit atau gak. Saran gue, mulai dari yang paling ga berisiko dengan punya side hustle.
Bình luận