top of page

Alasan kenapa kita gagal membuat perubahan bermakna dalam hidup kita | #12

Writer: Vicario ReinaldoVicario Reinaldo

Beserta apa yang bisa lo lakukan untuk memaksimalkan potensi diri lo



Let me make a confession

Gue mulai aktif sharing content di tahun 2020 waktu pandemi

Sebenernya keinginan ini udah muncul dari 2016

Apa nih yang bikin project ini tertunda sampe 4 tahun?


Gue merasa banyak orang yang lebih pintar dari gue yang layak buat sharing

Gue takut kalau gue ngepost sesuatu, gue bakal dikatain sok pintar

Gue juga kuatir orang bakal mikir apa ya kalau gue sharing di social media


At the same time, gue pengen sharing karena beberapa hal

Pertama, gue beruntung belajar dari banyak orang dan buku

Kalau gue ga catat maka gue akan lupa dan ilmu itu mubazir

Kedua, gue mau memberikan kebermanfaatan buat banyak orang

Ngonten berfaedah adalah salah satu cara untuk mencapainya


Pandemi jadi trigger gue buat mulai karena saat itu gue jadi banyak free time

Ditambah lagi gue punya partner in crime yang bikin perjalanan lebih mudah

Tapi tetap aja ada hari hari dimana gue ga mood ngonten, kehilangan semangat, dan ngerasa ga layak


Gue pun penasaran, gimana nih caranya supaya gue bisa konsisten ngonten

Dari situlah gue sadar kalau yang menjadi sumber penyebab gue mandek selama ini adalah limiting belief


Apa Itu Limiting Beliefs?

Singkatnya: pemikiran atau keyakinan yang membatasi kemajuan kita.

Ada 3 kategori limiting belief:

1. Pemikiran tentang diri sendiri

  • Gue orangnya ga jago ngomong

  • Gue gak layak untuk kerja di jabatan ini

  • Gue udah terlalu tua untuk nyoba ini

2. Pemikiran tentang orang lain

  • Ga ada perusahaan yang mau menerima gue

  • Ga ada rekan kerja yang suportif

  • Banyak orang menilai gue ga layak di posisi ini


3. Pemikiran tentang aturan yang berlaku

  • Gue gak mungkin berhasil kalau ga punya orang dalam

  • Gue gak mungkin dapat job yang bagus kalau ga kuliah di kampus yang ternama

  • Gue gak bisa sukses karena ga terlahir di keluarga kaya


Sebenernya punya limiting belief itu wajar banget. Bahkan bisa dibilang hampir semua orang punya keyakinan yang membatasi dirinya, baik itu disadari atau ga.


Sebab, limiting belief adalah respon dari otak untuk melindungi kita dari rasa sakit di masa depan.

Sumbernya bisa berasal dari rasa takut diri sendiri, imposter syndrome, didikan masa kecil atau pengalaman masa lalu.

Tapi tetap perlu diatasi, karena limiting belief bisa menghambat kita mengeluarkan potensi yang kita punya dan mencapai target yang kita kejar.


3 Langkah Mengatasi Limiting Belief

1. Identifikasi Limiting Belief

Kalau lo terbiasa journaling tiap hari, lo bisa baca-baca lagi catatan lo. Dari situ, coba cari pemikiran atau keyakinan yang membatasi lo untuk maju.

Cirinya adalah lo jadi menghindari risiko, menunda-nunda, sel-talk yang negatif, dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Nah, kalau lo ga terbiasa journaling, tiap kali lo merasa frustrasi atau merasa rendah diri, coba deh untuk menulis. Biasanya dari situ, lo akan tau limiting belief yang lo punya.

Di kasus gue, gue sadar limiting belief gue adalah “Siapa gue sharing sharing di social media?”


2. Tantang Limiting Belief

Jawab 3 pertanyaan ini: Gue menantang limiting belief gue dengan mikir

  • Apakah pemikiran ini benar? Ada ga bukti yang mendukung dan menentang pemikiran ini?

  • Apa yang terjadi kalau gue percaya dan ga percaya keyakinan ini?

Apa yang bisa gue lakukan sekarang untuk terlepas dari limiting belief ini?


3. Ganti Limiting Belief dengan Empowering Belief

Daripada fokus ke apa yang ga lo punya dan apa yang ga bisa lo lakukan, mending fokus ke sebaliknya. Apa yang lo punya? Apa yang bisa lo lakukan? Langkah ini akan bikin lo lebih percaya diri untuk maju dan membuat progress.

Contoh: Dalam kasus gue, gue punya menanamkan belief kalau gue adalah seorang pembelajar dan pembelajar itu ga cuma belajar tapi juga menyebarkan ilmu ke sekitarnya

  • Gue orangnya ga jago komunikasi -> Gue bisa berkmunikasi dengan baik, cuma butuh latihan

  • Gue gak layak untuk kerja di jabatan ini -> Gue layak di sini, gue hanya butuh terus belajar dan berkembang

  • Ga ada perusahaan yang mau menerima gue -> Pasti ada perusahaan yang mau menerima gue, gue cuma perlu mencari yang tepat


Perjalanan ini sangat pivotal buat gue. Saat ini gue semakin nyaman untuk bikin konten dan sharing ilmu gue. Karier gue sebagai trainer pun juga menanjak karena personal brand yang gue udah buat selama beberapa tahun ini.


Gue ga bilang ini buat pamer. Kalau lo udah ngikutin gue selama ini, lo tau lah gue bukan tipe orang yang suka pamer. Gue sharing ini buat mengajak lo untuk mengidentifikasi, mempertanyakan, dan mengganti limiting belief lo dengan empowering belief supaya lo bisa memaksimalkan potensi yang lo miliki.


Best of luck, buddy!


Content of the week

Banyak orang yang ragu pakai ChatGPT karena datanya terlalu umum, informasinya outdated dan ga terlalu membantu. Sebenernya itu mungkin terjadi ketika kita ga tau cara kerja dan cara pakainya. Gue bahas apa itu ChatGPT dan cara mengoptimalkannya di sini.

LinkedIn - Cara Balikan Sama Mantan Kantor Lagi ga betah di pekerjaan sekarang? Mungkin lo mulai kepikiran untuk resign, tapi belum ada pandangan mau pindah ke perusahaan apa. Satu-satunya pilihan bagus yang lo punya adalah kembali ke perusahaan lama. Gue bahas step yang bisa lo lakukan.

Tiba-tiba diminta nge lead project sama manager? Tapi masih bingung, clueless dan takut salah. Wajar kok, gue juga pernah mengalami itu. Di thread ini gue bahas 3 step basic yang gue lakukan ketika pertama kali jadi project manager.

Salah satu persiapan presentasi yang jarang dilakukan adalah cari tau potensi kesalahan yang bisa terjadi dan menghindarinya. Di reels ini, gue bahas 1 kesalahan fatal yang pernah gue lakukan ketika presentasi depan atasan dan solusinya.

Kommentare


© 2025 by Vicario Reinaldo
bottom of page