Hindari kesalahan yang ga perlu dengan framework ini
Sejak kecil sampai kuliah kita berteman dengan orang orang di sekitar kita. Mulai dari tetangga, saudara, dan teman sekelas. Pertemanan ini disebut proximity geographical based
Kebiasaan ini kebawa ketika kita kerja. Kita spend a lot of time with our colleague. Sehingga ga heran kalau teman kerja juga bisa menjadi temen deket
Di satu sisi, ini bagus karena kita ada teman berkeluh kesah ketika ada challenge di kantor. Kadang kalau kita cerita sama teman yang ga satu kantor agak sulit karena harus jelasin konteks
At the same time, hanya berteman dengan teman kantor juga ada efek sampingnya. Perspektif kita cenderung menyempit karena kita berteman dengan orang orang serupa. Semakin lama kita berada di lingkungan seperti itu, semakin sulit kita untuk membuka pikiran. Belum lagi konten yang disuguhkan sama algoritma cenderung untuk memvalidasi, instead of menantang pikiran kita
Pentingnya membuka pikiran
Dengan membuka pikiran, kita jadi bisa mempertimbangkan hal yang ga pernah kita pertimbangkan sebelumnya.
Dengan bisa melihat hal baru, kita jadi memilki alternatif
Memiliki alternatif itu sangat penting di tengah narasi yang bilang kalau kita “hopeless” dan ga punya kontrol
Belum lama ini gue ngobrol sama seorang teman yang lama bekerja di startup tapi banting setir ke industri konvensional. While dia mengakui industrinya tidak shiny tapi secara finansial doing really well, memberikan dia fleksibilitas, dan bertemu orang orang keren.
Dari ngobrol sama dia aja gue jadi dapat perspektif baru tentang kemungkinan karir gue ke depannya. Dengan gue sharing ini sama lo, gue juga berharap lo jadi punya alternatif lain di tengah tech winter
Nah sekarang pertanyaannya
“Gimana kalau gue ga punya temen kayak gitu Vic?”
Inilah kenapa salah satu skill yang gue wish gue belajar waktu kuliah adalah kenalan sama stranger. 5 tahun terakhir gue melakukan ratusan trial and error buat belajar skill ini. Ini dia formula 6 langkah yang udah gue lakukan dan bisa langsung lo coba praktekkan
Step 1: Cari tau apa tujuan lo reach out
Biasanya gue mau reach out dengan tujuan:
Ngobrol aja orang yang menarik
Belajar dari orang itu
Ngajakin collab
Kenapa ini penting? Karena tujuan kita menentukan siapa yang kita reach out.
Misalnya kalo kita mau belajar. Emang kalo mau belajar harus reach out orang itu?
Biasanya dari paham tujuan gue, gue bisa ga jadi reach out sih, karena sebenernya gue bisa belajar dari googling.
Step 2: Cari tau siapa yang sebaiknya kita reach out
Seringkali kita reach out ke orang yang kurang tepat, misalnya:
Orang yang jauh di depan kita
Orang yang ga relevan sama tujuan kita
Orang yang ga biasa connect sama stranger
Terus yang tepat gimana?
Buat gue orang yang tepat punya 3 karakteristik:
Open ngobrol sama stranger, indikatornya dia suka balesin comment di socmed
Dia beberapa langkah (ga jauh) di depan / belakang gue
Gue yakin dia punya informasi yang gue cari, misalnya dia pernah bilang sebelumnya
Step 3: Cari tau apa yang dia butuh
Buat gue ini tahap yang paling penting.
Ketika kita reach out seringkali kita fokus sama apa yang bisa kita dapatkan dari orang.
Nah ini perlu dibalik. Fokus sama apa yang bisa kita kasih. Gimana caranya?
Kepoin dia gila gilaan
Dari apa yang dia post, take notes apa yang dia cari.
Dari konten yang dia buat, cari cara untuk improve kualitas kontennya.
Kalo ga nemu cara buat add value gimana?Mungkin sebaiknya jangan reach out dulu
Karena most probably hubungan ini ga akan saling menguntungkan. Alias kita doang yang untung tapi dia gak.
Tapi kalo mau nyoba juga gapapa sih siapa tau kan kita lagi hoki.
Step 4: Mulai interaksi kecil kecilan
NgeDM orang ngajak ketemuan itu menurut gue kayak ga kenal langsung ngajak ngedate.
Take it slow. Mulai dari like postnya. Nimbrung di comment dengan niat.
Dari situ lo bisa memulai lah interaksi sama dia. To take take it to the next level, punya portfolio online.
Kenapa? Ketika si stranger notice soal elo dan tertarik. Kemungkinan dia akan kepoin lo balik.
Ketika lo punya portfolio online, lo akan jadi jauh lebih menarik dari kebanyakan orang. Ini yang gue coba lakukan:
Update LinkedIn sejak 2015
Nulis blog sejak 2018
Sharing di IG dan Podcast di 2020
Bikin konten di Youtube dan Twitter di 2021
Bikin konten di LinkedIn di 2022
Bikin konten di Tiktok di 2023
Bisa kok asal mau aja
Step 5: Reach out ke DM
At this point, lo udah paham nih apa yang dia mau.
Jadi lo bikin lah pitch yang sangat customized ke orang tsb.
Ini contoh yang pernah gue buat. Hasilnya?
Nihil guys ga dibales, not even dibaca.
Again, DM kita dibaca dan dibalas itu membutuhkan hoki juga di luar usaha.
Cuma gue percaya kalo hoki gue akan naik dengan:
Semakin sering gue mencoba
Sambil gue improve kualitas pitch gue
Poles terus portfolio online gue
Tenang aja, ada juga kok DM gue yang dibales. Ini contohnya.
Jujur gue hoki. Gue ga offer apa-apa tapi dia open aja untuk connect sama gue.
Well at least, gue menunjukkan kalo gue udah liat portfolio dia sebelum gue ajak ketemuan.
However dari kenalan ini gue dapat:
Kerjaan baru
Teman ngobrol soal personal development yang bener bener nyambung
Partner buat bikin podcast bareng
Friend for life
Satu orang yang tepat itu bisa kok mengubah arah hidup kita.
Step 6: Fokus cari tau gimana lo bisa add value
Selamat kalo lo berhasil untuk ketemuan sama orang yang lo sasar.
Ketika ketemu, validasi hipotesis lo akan hal yang bisa lo bantu. Kalo lo bisa bantu, then deliver on your promise yah.
Kalo ga ada gimana? Seengganya tutup dengan bilang
“Well keliatannya belum ada yang bisa gue bantu ya. Kabarin aja kalo lo ada kebutuhan soal x, y, and z.“
Ketika orangnya balik reach out, siap siap ya untuk bantuin beneran. Meanwhile keep in touch untuk cari kesempatan bantu.
Closing Thought
Sampai hari gue pun masih terus mencoba mencari cara yang tepat untuk reach out ke stranger
Jadi kalau lo udah coba tapi masih gagal, coba evaluasi tentang gimana you can make it better
Kalo lo punya masukan langsung aja reply email ini ya.
Btw, bisa kenalan dan ngobrol itu baru sebagian kecil dari networking professional relationship building
Masih banyak yang bisa kita kulik soal gimana caranya maintain relationship dan gimana kita bisa add value sama orang yang lebih sukses dari kita
Content of The Week
Kalau lo adalah orang yang senang ngerjain project, interaksi sama banyak orang dan proaktif ngasi solusi, cepat atau lambat lo mungkin akan diminta untuk memimpin project. Ini 3 step basic yang bisa lo lakukan.
Dulu gue susah banget nabung. Setelah baca buku The Psychology of Money, gue sadar alasan kenapa gue susah nabung. Gue ga tau asumsi, Tabungan = Penghasilan - Ego. Apa itu? Gue jelaskan di thread ini.
Bisa dibilang ini adalah salah satu keberuntungan yang gue dapat dari networking. Gue bisa latihan interview sama orang yang keren dan bisa dapat insight menarik dari dia. Gue share cerita lengkapnya di sini.
Merasa ga cocok di pekerjaan? Mungkin masalahnya karena kita kurang punya self-awareness, sehingga ga tau apa yang kita mau di karir dan ga bisa memenuhinya. Ada 3 step yang bisa lo lakukan untuk membangun kesadaran diri dan manfaatnya di karir.
Setiap orang punya kriteria tentang manager yang disukai. Tapi dari beberapa kriteria, gue paling respek sama atasan yang mau hands on alias ngerjain tugas bawahannya jika dibutuhkan.
Comments